Monday, December 19, 2011
matahari - bumi - bulan
Kutitipkan rinduku yang hampir habis untukmu, seperti gerhana malam ini, bulan akan habis. Tidak lagi menerima cahaya dari matahari. Tapi suatu saat, rindu itu akan kembali untukmu secara penuh seperti gerhana malam ini, nanti bulan akan kembali utuh.
Bumi tidak bisa selalu menghalangi matahari untuk menyinari bulan. Seperti aku, dirimu, dan dirinya. Dia bagai bumi yang menghalangi matahari dan bulan, yaitu aku dan kamu. Gerhana terjadi hanya sementara, ingat sayang hanya sementara.
Aku percaya, suatu saat matahari tetap menyinari bulan, tanpa dihalangi oleh bumi. Aku yakin, tanpa dirinya rindu kita bersatu, sinarmu masih menyinariku hingga saat ini.
Aku masih menunggu gerhana puncak, sampai bulan benar-benar hilang, aku masih menunggu sampai rinduku benar-benar habis untukmu, tapi entah kapan ..
Rinduku tiada akan habis hanya karena terhalang oleh bumi, jika memang habis mungkin hanya sesaat seperti gerhana. Atau mungkin, karena ada sinar lain yang menggantikanmu matahari, sinar luar biasa yang bisa menyinari bulan walau jarak begitu jauh. Mungkinkah ada matahari lain untuk bulan, dan apakah tidak akan ada lagi gerhana bulan?
Bulan tidak bisa menerima cahaya matahari karena terhalang oleh bumi, justru bumi yang mendapat sinar cahaya matahari. Saat matahari menyinari bumi, kebahagiaan itu hanya dirasakan oleh sedikit orang, hanya dirasakan oleh orang lain. Tapi, saat matahari leluasa menyinari bulan, kebahagiaan dirasakan semua orang, bulan adalah keindahan saat matahari ada untuk memberinya cahaya terindah :)
Labels:
tentang perasaan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment